Rabu, 08 Oktober 2008

Antara dosen dengan mahasiswanya [sebuah dilematis]

Saya tinggal di asrama atro bekasi. Sebagai salah satu pengawas asrama. Tapi saya gak suka dengan sebutan itu sebenarnya. Kami berlima sebagai pengawas disini. Karena posisi kami yang juga sebagai karyawan/staff/ sekaligus dosen pengajar beberapa SKS di atro dan akbid disini. Di asrama atro ini rata2 mahasiswanya berasal dari kalimantan. Sama seperti saya. Dan sebagai sesama di perantauan kami sudah seperti saudara. Saya dan anak2 asrama [mahasiswa atro]. Karena rata2 usia mereka juga seumuran adik saya. Kami cukup akrab. Kami makan bersama, nonton TV bersama, kadang main gitar sama2. tapi kadang keakraban itu malah membuat saya risih sejujurnya. Sebagian dari mereka bahkan berani baring2 di tempat tidur saya_tentunya tidak bersama saya. Ngobrol dikamar sampai lewat jam istirahat. Ngegame di laptop saya pas jam istirahat saya. Yah hal2 yang sudah mulai melangkahi privasi saya. Kemarin bahkan ada anak atro yang memanfaatkan tempat tidur saya sebagai tempat untuk memadu kasih berdua [memang ada dianatra mereka yang terjerat cinta lokasi]. Waktu itu saya di ‘ruang bersama’ nonton tv dengan mas dwi, salah satu pengawas asrama juga. Di kamar pada saat itu hanya ada mba fau. Bahkan mereka berdua tanpa segan meski ada mba fau. Baru setelah saya mulai bolak-balik keluar kamar, mereka keluar. Sebuah dilematis memang, disatu sisi saya menganggap mereka sudah cukup dewasa untuk mengerti apa yang boleh dan sepantasnya mereka perbuat, apa yang tidak tanpa harus saya memberitahu apalagi marah. Tapi tidak buat mereka sepertinya. Yah suatu dilematis. Maka itu saya enggan disebut sebagai pengawas asrama.


Tidak ada komentar: