Minggu, 16 November 2008

LOVE IS…

love is dear, spent time, giving the best, respect, understanding for all thing
to be in love is giving a part of heart just for the one we love
love is not to have over thing if that is just make it hurt
cause love seeing everything with a heart not an emotion

CINTA ADALAH…

cinta adalah menyayangi, meluangkan waktu, memberi yang terbaik, menghargai prinsip, mengerti segalanya
mencintai berarti memberikan separuh jiwa demi dia yang kita cintai tanpa balasan
cinta bukan berarti memiliki jika memiliki akan membuat nya sakit
karena cinta melihat dengan hati, bukan emosi

Lagi-lagi perampokan, penipuan, pencopetan..waaaaaa

Satu hal yang gak bakal bisa gw lupain dari sisi negatif kota jakarta. Ke-profesional-an tinggi yang dimiliki mereka2 yang memilih profesi “nakal”. Seperti rampok, jambret, copet, penipu..[halah.] iya maksud gw mereka itu bener2 profesional banget. Asli sumpe gw. Lu bayangin ajah..terang2an temen sekantor gw kena tipu pas tepat di depan pager kantor. Kita2 benernya liat tu penipu ngobrol2 sama temen gw itu, Cuma saking meyakinkannya malah kita nyangka mereka berteman. Ambis deh 1,5 juta plus Hp melayang. Gak abis pikir.

Menjadi Orang Jakarta [Sepanajang perjalanan naik bis kota]

Hampir 4 bulan gw tinggal di jakarta. Kota panas penuh sesak dan serba ada. Mulai dari tukang ketoprak, combro, misro, gorengan 500,- rupiah, nasi goreng gila, kerak telor, kue rangi de el el. Berjualan di sepanjang jalan yang biasa disebut kaki lima, di ruko2, sampe di atas bis yang biasa menyebut dirinya sebagai “tukang ginian jual ginian” saking sulitnya mendeskripsikan apa jenis barang yang mereka tawarkan. Belum lagi para musisi jalanan [sebutan keren buat pengamen] yang sangat bervariasi, mulai dari yang keren bermodalkan gitar lengkap dengan pianika sampai simbal atau yang cuma modal “kerincing-kerincingan” terbuat dari botol bekas minuman mineral yang diisi butiran pasir / bebatuan atau beras. Ada juga yang terbuat dari bekas tutup botol minuman yang disusun-susun sedemikian rupa hingga menimbulkan suara super aneh yang bisa membuat siapapun menjadi hypertensi. Atau paling tidak memejamkan mata tanda sudah terjadi stress berat yang makin bikin “empet” [ ‘e’ disini dibaca seperti dialek pada pengucapan kata ‘empat’ bukan pada kata ‘esa’]. Atau mereka yang mencoba menyentuh nurani “para pendengar” dengan menyelipkan sebuah amplop kecil bertuliskan ASSALAMUALAIKUM, BAPAK, IBU, KAKAK. MOHON KEIKHLASANNYA MEMBERI KAMI UANG UNTUK MEMBELI MAKANAN. IKHLAS DARI ANDA, HALAL BAGI KAMI. Ada lagi seorang ibu-ibu menggendong anaknya yang berumur sekitar 3-4 tahun, mencoba mengetuk nurani “para pendengarnya” dengan mengatakan bahwa anaknya tersebut sedang mengidap penyakit polio. Entah benar atau tidak. Karena si anak dengan pandainya serta merta berjalan ngesot setelah si ibu mengakhiri sesi “konser tunggalnya”. Wallahua’lam. Tapi ada yang paling bikin gw terkesan. Waktu itu gw naik 9A (senen-bekasi). Diperjalanan ada cowok tampang dan gayanya seperti anak kuliahan. Awalnya gw pikir tu orang juga penumpang, tapi ternyata tak disangka tak diduga dia memohon untuk diijinkan membacakan sebuah puisi karya Chairil Anwar. Gw bukan pengamat puisi yang baik, tapi paling tidak tu orang bisa bikin gw merinding. Salut. Dan diatas bis banyak kejadian-kejadian yang unik, aneh, nyebelin, nyenengin yang gak gw dapet di kampung halaman gw Samarinda.
Kegiatan gw di sini emang cukup padat. Everyday is workday. Senen sampe kamis gw ngantor. Jumat sampe minggu gw kuliah di Lenteng Agung. Yah hampir gak ada waktu refreshing, kecuali curi2 jam kerja atau nekat bolos kuliah. Sering kali gw ngalamin stress. Migrain gw kumat. Badan asli pegel banget. Lelah. Tapi mau diapain lagi, itu konsekuensi buat gw. Mau gak mau gw musti mau nerima kondisi itu.
Semoga gw kuat menjadi warga Jakarta. Paling gak buat setahun kedepan.

When I felt confuse

Gak tau kenapa, akhir2 ini dia jarang sms apalagi nelp. Saya sadar sih dari dulu emang sudah jadi konsekuensi buat saya jika kami pacaran. Kelemahan [atau entah apa namanya] kami adalah bahwa kami terlalu perfectionist dalam meniti karir. Kalau gak mau disebut ambisius. Dia membangun karir dan bisnisnya. Saya sibuk dengan alih jenjang kuliah demi cita2 gemilang [halah]. Sampai2 lupa sms atau nelp kalaupun ingat badan sudah pegel banget akibat rutinitas panjang yang melelahkan di kota super sibuk ini.
Kadang saya berfikir perlukah memiliki seorang pasangan hidup? Jika segalanya toh sudah terpenuhi. Jaman sekarang pun banyak wanita yang terlalu selectif dalam memilih pasangan sampai2 tanpa mereka sadari kulit mereka perlahan telah keriput. Titel perawan tua pun mereka dapat. Dan saya gak menyalahkan mereka. Justru saya bangga (waaaa..?) karena sebagai seorang wanita sudah sepantasnyalah begitu. Bukan sok jual mahal tapi menjaga image biar tetap berwibawa. Dan keliatan bermartabat. Bukan malah dengan gampang “iya disana-iya disini”. Kesannya gampangan banget. Jadi jangan yah NENG!!! 
Balik ke dia yang gak pernah sms apalagi nelp. Sekarang kami sudah jalan bulan ke3. baru tapi sudah membosankan.  semuanya berjalan apa adanya. Tapi saya masih bingung, karena kadang saya memang pengen hubungan itu berjalan apa adanya. Ee.. malah jadi seada-adanya.  dulu sebelum dia, sifat mantan sangat bertolak belakang. Si mantan selalu perhatian malah kelewat protected. Tapi yang ini, aduh super cuek banget. Kaya gak ngerti kalau kita lagi butuh diperhatikan.  cape deh kak…