Senin, 13 Oktober 2008

my new friend Mr.Therien


Belakangan karena keadaan mengharuskan saya untuk mencari info baik untuk bahan mengajar ataupun referensi tugas kuliah dari internet, maka secara tidak langsung saya kembali sering online di IRC ataupun YM. Setelah sekian lama jarang saya lakukan lagi sejak aalia juga jarang OL ditambah kesibukan kerja.

Then, I meet MICHELE there. Hes come from Montreal, Canada. I don’t believe him before until hes really promise to me onething ;) . He said that he will come here, Indonesia. He knows that I have boyfriend, so we just keep this as a close friend or between bro’ and sister. I have introducing him to my friend, Fauziah. But I never think before they will be really closly. Its okey for me if they a find a happiness from that relationship. Whiches for Michelle or for Fauziah. But im really being disapointed if oneday one of them or the people around them feel hurt. I hope they can understand what I want.


Michele on my mind…

When I saw him at the first, he just a big guy. Then we have good talk and I got that hes so wise, kind-hearted person, and have a cute small. Im really proud to know him and being hes friend. And for you girls!!!! Hes a man whos you looking for!!!!!

He’ll do anything for everybody that hes loving so much.

-- so Michele..I have been promoted u on my blog. U have to pay it!!! LOL --




PhoneSex dan CyberSex [sebuah fenomena kemunduran moral]

Dunia internet sekarang ini menawarkan berbagai media untuk melakukan dan mendapatkan apa saja. Mulai dari hal-hal yang benar-benar positif sampai hal-hal [yang katanya] positif yang berkesan negatif. …? Maksudnya? Yah, sesuatu yang oleh sebagian orang [termasuk saya, bodo amat lu mo bilang kolot] masih merupakan hal yang tabu dan tidak boleh dilakukan seperti sex bebas. Tapi ada sebagian kalangan yang mungkin tidak mau ambil risiko dengan sex bebas tetapi tetap dapat menyalurkan “hobi” sexnya dengan masturbasi/onani atau yang sekarang menjadi trend dikalangan pengguna media chating adalah phonesex dan cyber sex.

Sekitar 1 tahun yang lalu saya melakukan riset kecil-kecilan untuk tambahan bahan karya tulis guna laporan akhir saya di D3 Kebidanan Poltekkes Kaltim. Waktu itu saya meneliti tentang pergaulan bebas di kalangan remaja. Termasuk di dalamnya phone and cyber sex. Dan luar biasa. Hanya bermodal daya imajinasi yang kuat siapapun bisa melakukannya.

Jika anda bertanya apakah saya juga melakukannya? Saya jawab dengan jujur YES I DID IT. Saya melakukannya. Dengan begitu saya benar-benar tahu apa itu phone dan cyber sex. 2 orang yang meski belum pernah bertemu melakukan percakapan dan berimajinasi seolah-olah mereka sedang melakukan coitus [ML]. atau hanya sekedar “chating jorok” ini yang disebut cyber sex.

Tapi kadang saya berfikir bagaimana kalau hal ini dilakukan oleh sepasang suami istri yang sedang berjauhan??? Apa hal ini termasuk halal dan boleh dilakukan???


Rabu, 08 Oktober 2008

Antara dosen dengan mahasiswanya [sebuah dilematis]

Saya tinggal di asrama atro bekasi. Sebagai salah satu pengawas asrama. Tapi saya gak suka dengan sebutan itu sebenarnya. Kami berlima sebagai pengawas disini. Karena posisi kami yang juga sebagai karyawan/staff/ sekaligus dosen pengajar beberapa SKS di atro dan akbid disini. Di asrama atro ini rata2 mahasiswanya berasal dari kalimantan. Sama seperti saya. Dan sebagai sesama di perantauan kami sudah seperti saudara. Saya dan anak2 asrama [mahasiswa atro]. Karena rata2 usia mereka juga seumuran adik saya. Kami cukup akrab. Kami makan bersama, nonton TV bersama, kadang main gitar sama2. tapi kadang keakraban itu malah membuat saya risih sejujurnya. Sebagian dari mereka bahkan berani baring2 di tempat tidur saya_tentunya tidak bersama saya. Ngobrol dikamar sampai lewat jam istirahat. Ngegame di laptop saya pas jam istirahat saya. Yah hal2 yang sudah mulai melangkahi privasi saya. Kemarin bahkan ada anak atro yang memanfaatkan tempat tidur saya sebagai tempat untuk memadu kasih berdua [memang ada dianatra mereka yang terjerat cinta lokasi]. Waktu itu saya di ‘ruang bersama’ nonton tv dengan mas dwi, salah satu pengawas asrama juga. Di kamar pada saat itu hanya ada mba fau. Bahkan mereka berdua tanpa segan meski ada mba fau. Baru setelah saya mulai bolak-balik keluar kamar, mereka keluar. Sebuah dilematis memang, disatu sisi saya menganggap mereka sudah cukup dewasa untuk mengerti apa yang boleh dan sepantasnya mereka perbuat, apa yang tidak tanpa harus saya memberitahu apalagi marah. Tapi tidak buat mereka sepertinya. Yah suatu dilematis. Maka itu saya enggan disebut sebagai pengawas asrama.